Pencegahan Tindakan Bullying pada Anak Usia Dini

pencegahan bullying pada anak usia dini blog ydp

Tindakan bullying pada anak usia dini maupun usia remaja tidak pernah dibenarkan oleh pihak manapun. Selain akan membuat anak merasa tidak nyaman, tindakan bullying juga dapat berdampak serius terhadap psikologis anak. Sebagai upaya pecegahan terhadap perilaku bullying pada anak usia dini, maka orang tua dapat melakukan hal-hal berikut ini;

1. Membangun Karakater Anak

Langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah dengan membangun karakter anak. Hal ini dikarenakan biasanya anak objek bullying cenderung mempunyai karakter yang pemalu, tertutup, dan kurang pandai dalam bergaul.

Oleh sebab itu, para orang tua harus mengajari cara bersosialisasi kepada anak agar mereka dapat bergaul dan beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru. Untuk memulai hal ini, Anda dapat mengajak anak untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks agar ia dapat bertemu teman sebayanya dan menjalin hubungan pertemanan dengan baik.

Ketika karakter ini telah terbentuk sedari kecil, maka kemungkinan untuk mendapatlan tindakan bullying akan semakin kecil.

2. Ajarkan Sikap Terbuka pada Anak

Biasanya, para korban bullying cenderung tidak berani dalam mengatakan yang sebenarnya ketika ia telah mengalami perundungan baik secara fisik maupun secara mental. Mereka biasanya cenderung untuk memendamnya sendiri hingga beresiko mengalami depresi.

Sebagai orang tua, tentunya Anda tidak menginginkan anak Anda mengalami dampak yang lebih buruk akibat perilaku bullying. Oleh sebabb itu, sangat penting untuk mengajarkan sikap terbuka pada anak sejak dini. Tekankan padanya bahwa sikap terbuka akan membuat anak mendapatkan dukungan secara penuh dari orang tua dan guru, sehingga anak tidak perlu khawatir dengan dampak bullying yang terjadi.

baca juga : 5 Jurus Sakti dalam Mengajarkan Sopan Santun di PAUD

3. Menjalin Persahabatan

Terkadang, perilaku bullying pada anak usia dini dapat terjadi karena mereka kurang memahami cara beteman atau menjalin hubungan pertemanan yang lebih intens. Dalam hal ini, para orang tua bisa mengajarkan kepada anak mengenai strategi dalam bersosialisasi dan menjalin persahabatan dengan anak sebayanya.

Ketika anak memiliki intensitas dan kohesi yang kuat dalam pertemanannya, maka potensi bullying yang terjadi dapat ditekan. Bahkan ketika tindakan bullying terjadi, tentunya anak akan mendapatkan dukungan lebih dari dari temannya.

Dalam upaya untuk mendapatkan teman baru, Anda dapat mengarahkan anak untuk bergabung ke dalam kelompok kegiatan yang positif dan digemari. Misalnya seperti kesenian, olahraga, atau bidang lain yang sesuai dengan favorit anak.

4. Ajarkan Anak Cara untuk Menjaga diri

Anda perlu memastikan agar anak dapat menjaga dirinya sendiri terutama ketika bergaul dengan teman-temannya. Di samping itu, Anda juga harus memastikan bahwa anak sudah bisa menjaga makanan sehatnya, tidur dengan durasi yang cukup, dan menjaga kesehatannya ketika Anda tidak menemani.

Ketika anak telah dapat menjaga dirinya sendiri, maka Anda tidak perlu terlalu merasa khawatir ketika anak sedang berada di luar jangkauan. Hal ini dikarenakan, kebiasaan anak dalam menjaga diri dengan baik dapat menjadi cerminan respon yang akan ia lakukan ketika mendapatkan perilaku bullying.

5. Ceritakan Kisah yang Inspiratif Kepada Anak

Anak-anak umumnya sangat menyukai ketika harus mendengarkan cerita. Oleh sebab itu, setiap pesan yang disampaikan melalui cerita dapat dengan mudah dimengerti dan diingat oleh anak-anak. Hal ini dapat menjadi salah satu strategi orang tua dalam menanamkan nilai-nilai yang harus dipahami oleh anak.

Misalnya dalam perilaku bullying, orang tua dapat menceritakan kisah-kisah yang memiliki tema perundungan terhadap teman. Jelaskan pula pada anak bahwa perilaku bullying tidak pernah dibenarkan dan perlu untuk dicegah atau disudahi karena akan berdampak cukup besar bagi si korban.

6. Ajarkan Anak untuk Menjadi Pemberani

Dalam berteman, tentunya harus ada batasan-batasan tertentu mengani moral yang harus dipatuhi oleh anak. Hal ini bertujuan agar anak dapat menghormati orang lain. Namun ketika batasan tersebut dilanggar oleh orang lain bahkan cenderung merugikan si anak, maka disaat itulah, ia harus mampu untuk menjadi pemberani.

Menjadi pemberani juga akan menurunkan resiko adanya perundungan atau penindasan pada anak. Namun apabila hal tersebut tidak cukup untuk mencegah perilaku bullying, maka meminta bantuan kepada guru maupun orang tua adalah jalan yang paling tepat untuk dilakukan.

Itu dia cara untuk mencegah tindakan bullying pada anak usia dini. Dalam prakteknya, peran orang tua sangat diperlukan untuk berada di sisi anak, agar mereka dapat menerapkannya dengan lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *