Permen Mengandung Narkoba???

Tanggal 26 Juni adalah Hari Anti Narkoba Internasional yang merupakan garis tegas akan masalah penyalahgunaan narkotika di Dunia. Setiap tahun penyelendupan narkotika meningkat bahkan kini kasus tersebut merambah di kalangan anak-anak. Hal tersebut sungguh berdampak buruk bagi generasi penerus bangsa. 

Lebih daripada itu, pengedar narkoba sangat kreatif dalam mengemas narkotika yang ditargetkan untuk anak. Banyak kita temui narkotika dalam bentuk permen bahkan jajanan yang dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian anak. Hal ini terbukti di Jawa Tengah yang pernah dikabarkan pengedaran narkotika berbentuk permen yang sudah diperjual belikan bebas. 

Desas desis kurang enak ini muncul setelah adanya kalimat “Ada media yang memberitakan mengenai zat benzo yang ditemukan dalam sampel urine si anak. Ada pula judul yang provokatif, soal pengusutan produsen permen narkoba”. Kepala BNNP Jateng Brigjen Pol Benny Gunawan mengatakan timnya dan tim Kanwil Bea Cukai Jateng-DIY, PT Pos, dan Pelabuhan Tanjung Emas melakukan penelusuran adanya informasi akan ada narkoba masuk pada 26 Oktober 2020. “Senin, 26 Oktober 2020 sekitar pukul 16.00 WIB di Perumahan VIP nomor 14 Kelurahan Tanjung Kulon Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan tim gabungan menangkap seseorang berinisial HNF (32) setelah menerima paket,” kata Benny kepada wartawan di kantornya, Kota Semarang, Rabu (4/11/2020).

Banyak sekali orang tua yang resah akan masalah beredarnya narkoba ini, dan sebenarnya orang tua sendiri juga sangat mengantisipasi agar anak tidak membeli jajanan diluar dengan membawakan bekal untuk si anak, tetapi banyak juga anak yang masih membeli jajanan diluar karena anak anak sangat tertarik dengan berbagai macam makanan yang berwarna warni dan berbagai model serta rasa yang juga beragam. 

Dampak buruk pada anak yang masih berusia dibawah umur mengkonsumsi narkoba sangatlah miris bagi kesehatan anak itu sendiri. dampak lainnya juga dapat dilihat dari lambatnya tumbuh kembang anak serta terganggunya tumbuh kembang anak kedepannya. Ada juga anak yang sampai mengalami kelumpuhan dikarenakan tubuh tidak bisa menerima narkoba ataupun zat buruk yang ada di dalam narkoba tersebut. 

Untuk menyikapi hal ini aparat negara wajib mengidentifikasi dan mencari solusi serta harus sesegera mungkin mengusut tuntas masalah ini. Meskipun mustahil untuk bersih serta hilangnya kasus pengedar narkoba, namun setidaknya pengedaran narkoba ini bisa di minimalisir. Semakin cepat pemberhentian pengedaran narkoba, semakin banyak pula tercipta generasi bangsa yang cerdas, sehat serta berkualitas sebagai penerus bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *