Media Belajar yang Cocok untuk Anak Berkebutuhan Khusus

media belajar anak berkebutuhan khusus

Media belajar mempunyai banyak jenis dan karakteristik yang berbeda-beda. Media belajar anak berkebutuhan khusus pun harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Contohnya media belajar untuk anak tunagrahita dan media belajar untuk anak tunarungu berbeda.

Kriteria Dalam Membuat Media Pembelajaran

Kriteria media belajar untuk anak berkebutuhan khusus yang paling utama yaitu dibuat berdasarkan kebutuhan anak tersebut. Selain itu, media pembelajaran harus memenuhi beberapa kriteria lainnya. Berikut ini kriteria yang harus ada dalam media pembelajaran untuk anak.

1. Edukatif

Media belajaran tentu harus bersifat edukatif. Media yang digunakan bisa mendidik anak berkebutuhan khusus sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2. Teknis Media

Segi teknis ini yaitu media belajar anak berkebutuhan khusus harus aman bagi anak, awet dan tahan lama. Selain itu, media tersebut harus mudah digunakan oleh anak.

3. Estetika

Bagi sebagian anak, akan lebih bagus jika media pembelajaran mempunyai nilai estetika yang akan membuat mereka lebih tertarik untuk menggunakannya. Unsur estetika tersebut bisa didapatkan dari warna-warna terang, bentuk yang unik, dan lainnya.

4. Efektif dan Efisien

Media belajar yang digunakan dapat digunakan dengan mudah, tidak menguras tenaga, dan bisa mencapai tujuan untuk perkembangan anak.

Media Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Sesuai Kriteria

Meskipun sebagian media bisa digunakan untuk beberapa kriteria anak, tetapi media belajar anak berkebutuhan khusus tidak bisa disamaratakan karena media yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan anak. Berikut ini media belajar yang cocok sesuai dengan kriteria anak.

1. Media Belajar Anak Tunagrahita (lamban belajar)

Media belajar yang cocok untuk anak tunagrahita antara lain yaitu geometri tiga dimensi, gradasi balok, silinder, menara gelang, puzzle bola, puzzle kontruksi, puzzle binatang, multi indra, konsentrasi mekanik, kotak bilangan, pias huruf, pias kalimat, alphabet fibre box, papan keseimbangan, abacus dan papan bilangan.

2. Media Belajar Anak dengan Gangguan Penglihatan

Media pembelajaran bagi anak dengan gangguan penglihatan dibedakan menjadi dua sesuai dengan kondisi anak, yaitu bagi anak yang buta total dan low vision. Bagi anak yang kondisinya low vision, media belajar yang cocok antara lain yaitu microscope, televise, magnifier lens set, dan vies scan.

Bagi anak dengan kondisi buta total, media belajar yang cocok di antaranya yaitu radio, audio, peta timbul, penggaris braille, blokies, model anatomi mata, botol aroma, bentuk-bentuk geometri, media tiga dimensi, braille kit, kamus bicara, mesin tik braille, color sorting box, dan tape recorder.

3. Media Belajar Anak dengan Gangguan Pendengaran

Model media belajar yang cocok untuk anak dengan gangguan pendengaran di antaranya yaitu kartu huruf, kartu kalimat, foto, finger alphabet, torso setengah badan, miniatur benda, peta dinding, globe, silinder, model geometri, puzzle kontruksi, menara segi tiga, dan menara gelang.

4. Media Belajar Anak Autis

Media belajar yang cocok untuk anak autis di antaranya yaitu kartu huruf, kartu kata, kartu angka, kartu terapi wicara, beragam jenis puzzle, konsentrasi mekanik, menara gelang, menara segitiga dan lainnya.

Salah satu pembahasan tentang media tersebut yaitu kartu terapi wicara. Diketahui bahwa anak autis mengalami hambatan berkomunikasi dan interaksi sosial. Kartu terapi wicara ini bertujuan untuk melatih anak berbicara untuk perkembangan komunikasinya. Penggunaan media ini harus dilakukan dengan bertahap dan konsisten.

5. Media Belajar untuk Anak yang Kesulitan Belajar

Kategori yang dimaksud kesulitan belajar di sini yaitu anak yang memiliki kondisi disleksia, disgrafia dan diskalkulia. Media belajar yang cocok untuk anak disleksia di antaranya yaitu kartu abjad, kartu kata dan kartu kalimat.

Bagi anak disgrafia media belajar yang cocok yaitu balok bilangan, kartu abjad, kartu kata dan kartu kalimat. Bagi anak diskalkulia, media belajar yang cocok yaitu pias angka, kotak bilangan dan balok bilangan.

Selain itu, ada media belajar terbaru untuk anak disleksia yang bernama Smart Pop Up Book. Media ini menggunakan metode multisensori yang meliputi kemampuan kinestetik, auditori dan visual yang bisa membantu dalam pembelajaran anak disleksia.

Itulah beberapa media belajar sesuai dengan kriteria anak. Media belajar anak berkebutuhan khusus yang cocok harus disesuaikan dengan kebutuhannya agar tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *