Cara Refleksikan Nasionalisme pada Anak Usia Dini

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merefleksikan nasionalisme pada anak usia dini. Anak-anak di masa golden age masih sangat mudah diberikan selipan ilmu pengetahuan, penanaman karakter, dan pendalaman akhlak spiritual. Anak-anak di usia dini justru akan sangat baik dalam menyerap beragam informasi yang diberikan, karena otak anak masih sangat sehat untuk menerima hal-hal baru setiap hari.

Upaya Refleksi Nasionalisme untuk Anak Usia Dini

Bagaimana nasionalisme ditanamkan pada anak-anak usia dini? Apa yang harus dilakukan orang tua dan guru untuk bisa memberikan pemahaman tentang cinta tanah air? Simak penjelasan dan tips lengkapnya berikut ini.

Mengajarkan untuk Taat pada Tuhan

Taat pada Tuhan menjadi salah satu simbol cinta tanah air karena hal ini tertera dalam pedoman Pancasila Indonesia. Maka, anak pun tak hanya dikuatkan dari sisi religiusnya, melainkan juga mengembangkan sikap untuk taat pada negara dengan mengamalkan sila pertama.

Dengan memberikan refleksi nasionalisme pada anak usia dini dengan memberikan pemahaman yang sesuai dengan usia mereka, anak-anak tentu akan lebih mudah menerima. Bahwasanya segala hal yang terjadi tak lepas dari campur tangan Tuhan sebagai pemilik semesta raya.

Memberikan Penanaman tentang Adab dan Perilaku Baik

Adab dan tata laku baik juga bisa menjadi refleksi pengamalan sila ke dua dari Pancasila. Anak yang diberikan pemahaman bahwa sikap baik akan kembali pada diri sendiri perlu pengokohan agar bisa terus dikembangkan. Anak-anak harus diberikan contoh tentang adab yang baik, dimulai dengan membiasakan kata Ajaib tolong, maaf, terima kasih, dan permisi.

Tak ada sesuatu yang instan selama proses mendidik anak. Oleh karena itu, dengan memberikan refleksi sikap nasionalisme untuk anak-anak dengan kegiatan harian, tentu hal ini akan membuat mereka punya pandangan baru tentang cinta tanah air yang sebenarnya.

baca juga : Pembentukan Nasionalisme pada Anak melalui Pendidikan Karakter

Memberikan Pendidikan tentang Toleransi atas Kebhinekaan

Salah satu bentuk refleksi penanaman nasionalisme pada anak usia dini dengan mengajarkan toleransi, berbagi, dan menghargai perbedaan. Hal ini didasarkan pada kemungkinan kesempatan anak-anak untuk bisa beradaptasi pada lingkungan yang lebih luas di masa mendatang. Maka, membiasakan diri tentang toleransi, saling menyayangi, jadi satu poin penting agar jiwa nasionalisme mereka semakin baik.

Menanamkan Sikap Jujur dan Bertanggung Jawab

Anak-anak juga harus diberikan penanaman karakter yang jujur dan bertanggung jawab. Kejujuran akan membuat pribadi anak di masa depan punya mental pemberani dalam mengatakan kebenaran. Kejujuran akan membuat anak bisa menentukan sikap untuk mengambil hal-hal baik dibandingkan hal-hal buruk.

Sedangkan sikap tanggung jawab akan membentuk karakter anak yang punya kredibilitas dalam menjalankan setiap hal yang ia sukai di masa mendatang. Sikap bertanggung jawab akan membuat anak punya solusi atas masalah yang dihadapi. Maka, mencekoki anak-anak dengan penanaman karakter yang kuat harus dimulai sejak dini, sekarang juga. Dunia yang keras akan membanting anak Anda jika Anda tidak “keras” pada mereka sejak dini.

Membentuk Anak untuk Memiliki Sikap Mandiri

Refleksi nasionalisme pada anak usia dini juga bisa dimulai dengan memberikan pembiasaan untuk bisa bersikap mandiri. Hal ini termasuk pengalaman yang akan menjadi karakter baik yang terbawa anak sampai besar. Sikap mandiri akan membuat anak lebih percaya diri dan tidak selalu bergantung pada orang lain.

Sikap mandiri akan menjadikan anak lebih peka pada diri sendiri, bahkan selalu bisa mengupayakan hal terbaik yang ia bisa agar semuanya berjalan maksimal. Sikap mandiri akan membentuk anak yang kuat, tegas, tegar, dan tak mudah menyerah pada keadaan.

Memberikan Contoh tentang Cinta pada Sesama

Cinta pada sesama akan memantik rasa simpati dan empati anak. Hal ini termasuk dalam bagian perwujudan cinta tanah air yang sebenarnya. Dalam praktiknya, ada banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari berbagi ketika ulang tahun, melakukan syukuran atas prestasi dengan anak jalanan atau anak panti asuhan, dan lainnya. Peran orang tua sangat penting untuk bisa memberikan pemahaman pada anak tentang hal ini.

Dengan memberikan refleksi nasionalisme pada anak usia dini dengan beragam kegiatan di atas, diharapkan anak-anak akan tumbuh jadi generasi yang sehat. Sehat secara fisik dan sehat secara mental akan membentuk anak jadi pribadi yang merdeka, dan bisa membedakan hal-hal baik dan buruk. Tentu hal itu juga diharapkan oleh para orang tua, bukan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *