Penyimpangan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini dan Cara Mengatasinya

Penyimpangan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini dan Cara Mengatasinya

Sebagai orang tua, banyak sekali para ayah dan bunda tak menyadari adanya penyimpangan perkembangan kognitif anak mereka. Padahal, kemampuan kognitif menjadi salah satu aspek penting untuk perkembangan otak anak di masa yang akan datang. Orang tua harus bisa tanggap dan gerak cepat bila merasakan adanya penyimpangan dalam tahapan ini.

#1 Masalah Penyimpangan Kognitif pada Anak Usia 1-2 Tahun

Orang tua harus waspada pada penyimpangan kognitif anak di usia 1 tahun, ketika memperlihatkan tanda-tanda berikut ini.

  1. Anak susah berkonsentrasi
  2. Anak masih memegang mainan secara acak
  3. Belum bisa mengenali pengasuh utamanya (ayah dan ibu)
  4. Tidak merespon saat dipanggil dengan nama dirinya
  5. Tidak menunjukkan minat pada hal-hal baru

Dalam tempo 12 bulan si kecil seharusnya sudah mengerti dan bisa mengoordinasikan tangan dan kakinya untuk mulai merangkak dan berjalan. Anak juga harus mulai berkonsentrasi pada objek tertentu, serta melakukan pengamatan.

Usia 7 bulan ke atas, bayi seharusnya mulai mengerti tentang konsep sebab akibat secara kasar, seperti bola yang dilempar akan memantul. Dirinya juga sudah seharusnya tahu untuk menggunakan sisir pada rambut, mengoceh lewat telepon, dan sejenisnya. Penyimpangan perkembangan kognitif anak pada usia ini harus Anda catat bila ditemukan. Kemudian konsultasikan pada ahli tumbuh kembang anak.

Stimulasi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut.

  1. Bermain tebak gambar dan tebak warna akan merangsang rasa ingin tahunya
  2. Kenalkan anak pada anggota tubuhnya satu per satu
  3. Menyediakan mainan edukatif seperti susun pohon angka dan bola pukul
  4. Bermain dan bernyanyi lagu ‘Kalau kau suka hati, tepuk tangan’

Baca Juga: 10 Tujuan Mengembangkan Aspek Kognitif pada Anak Usia Dini

#2 Masalah Penyimpangan Kognitif Anak Usia 2-3 Tahun

Orang tua perlu waspada pada perkembangan kognitif anak bila menunjukkan penyimpangan sebagai berikut.

  1. Belum mengeluarkan kata-kata sama sekali
  2. Belum memahami konsep kondisi “sekarang” dan “nanti”
  3. Tidak aktif bertanya dan rasa ingin tahunya sangat rendah

Pada tahapan usia 24 bulan hingga 36 bulan, perkembangan anak akan semakin pesat. Seharusnya, anak sudah bisa mengucapkan dua kata dalam rangkaian kalimat, meski belum jelas. Penyimpangan perkembangan kognitif anak pada usia ini akan lebih mudah terlihat dibandingkan pada anak berusia di bawah satu tahun. Orang tua dapat melakukan stimulus dengan beberapa cara berikut ini.

  1. Menyanyikan lagu ‘Balonku Ada Lima’ dengan rima yang tepat
  2. Bermain meronce manik-manik atau menyatukan puzzle bergambar
  3. Bermain untuk memasukkan bola ke dalam ring atau lempar tangkap di halaman rumah
  4. Membacakan buku cerita tentang aktivitas harian, kemudian meminta anak untuk mempraktikkannya dalam keseharian
  5. Ajak melakukan cocok bentuk dan cocok warna, misal mencari semua bola biru diletakkan pada toples.

#3 Masalah Penyimpangan Aspek Kognitif pada Anak Usia 3-4 Tahun

Orang tua perlu mewaspadai bila terjadi masalah penyimpangan perkembangan kognitif anak usia 3-4 tahun bila menunjukkan tanda-tanda berikut ini.

  1. Tidak mengerti perintah dan ucapan dari pengasuh utama
  2. Belum mampu memberikan kesimpulan atas suatu hal
  3. Tidak merasa tertantang pada kegiatan fisik atau aktivitas menyenangkan
  4. Lebih banyak melamun dan berdiam diri tanpa aktivitas

Baca Juga: Dampak Teknologi Dalam Pengembangan Nilai Agama dan Moral Pada Anak Usia Dini

Pada usia 3-4 tahun, anak-anak seharusnya sudah berada dalam tahap pre-school. Artinya, keinginan untuk membaurkan diri dengan teman sebayanya semakin besar. Orang tua bisa memberikan stimulus dengan kegiatan di bawah ini. Beri rangsangan kepada si kecil untuk mengaktifkan insting untuk mengetahui hal baru.

Contohnya: mengapa teh bisa terasa manis, karena diberikan gula di dalamnya. Mengapa makanan terasa asin? karena banyak garam di dalamnya. Pertanyaan tentang mengapa-karena akan membuat anak berpikir lebih mendalam.

  • Ajak anak-anak mengenal lingkungan sekitar, misal pergi ke kebun binatang atau ke lokasi bangunan untuk mengenalkan alat berat secara langsung.
  • Ajari anak untuk terus belajar bernyanyi dan menari agar tubuhnya bergerak
  • Uji kemampuan anak mengenai pengetahuan dasar tentang warna dan angka

Sebagai orang tua, ayah dan ibu harus berusaha untuk memperhatikan tumbuh kembang dan waspada pada penyimpangan perkembangan kognitif anak. Dengan kepedulian ini, orang tua akan lebih cepat memberikan penanganan sesuai dengan kebutuhan. Perhatikan pula ‘red flag’ batas maksimal perkembangan anak tiap usianya. Pantauan ini akan membantu orang tua mencermati pertumbuhan anak dengan lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *