Tahukah kamu sikap sabar pada anak tidak bisa tumbuh dengan sendirinya loh. Kesabaran perlu dilatih dan ditanamkan sejak dini. Melalui pola asuh yang benar, anak bisa menerapkan kesabaran bahkan meski usianya masih dini. Melatih sikap sabar di PAUD bisa menjadi media belajar awal untuk anak selain dari orang tua.
Pada umumnya anak memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi akan suatu hal, rasa penasaran inilah yang biasanya membuat anak menjadi tidak sabaran. Di sinilah peran orang tua atau guru sangat dibutuhkan untuk melatih kesabaran anak, karena sangat alami sekali jika seorang anak ingin mengetahui atau mendapatkan sesuatu dengan cepat.
Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melatih sikap sabar di PAUD untuk anak usia dini.
1. Latih Anak untuk Menunggu
Langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah dengan melatih anak untuk belajar menunggu. Menurut beberapa penelitian anak yang sabar menunggu merupakan anak yang mempunyai kemampuan untuk mengalihkan perhatian dengan baik. Anak tersebut tidak akan mudah terserang panik dan lebih mudah mengendalikan emosi daripada anak yang lain.
2. Latih Anak untuk Mengendalikan Diri
Seperti yang kamu ketahui bahwa kesabaran merupakan proses yang mempelajari bagaimana cara untuk mengendaikan emosi atau tindakan yang sangat ingin sekali dilakukan terlebih kegiatan yang negatif. Sedangkan usia anak PAUD merupakan usia dimana mereka belum bisa mengendalikan diri dengan baik.
Oleh karena itu, kamu bisa melatih sikap sabar di PAUD dengan melatih anak mengendalikan atau mengontrol dirinya. Tanamkan pada diri anak bahwa dengan bersabar, ia bisa mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik dari apa yang dia inginkan.
3. Ajari Anak untuk Mengantre
Tidak hanya bagi anak-anak, bahkan bagi orang dewasa pun mengantre merupakan salah satu hal yang sangat membosankan. Oleh karena itu, penting untuk melatih dan membiasakan anak untuk mengantre sejak usia dini. Tak hanya melatih kesabaran, kamu juga bisa mengajarkan sopan santun dan memahami aturan yang harus dipatuhi kepada anak.
Baca Juga: Dampak Teknologi dalam Pengembangan Aspek Seni pada Anak Usia Dini
4. Ajari Anak Agar Tidak Konsumtif
Sikap konsumtif merupakan sikap yang tidak baik terlebih untuk anak yang masih kecil. Jadi penting untuk membiasakan anak bersikap konsumtif. Ajari anak untuk membedakan mana yang menjadi kebutuhan penting dan mana yang hanya keinginan yang tidak harus dipenuhi. Selain itu, jangan langsung memberikan apa yang anak mau, ajari anak untuk sabar jika ingin mendapatkan sesuatu yang ia inginkan.
5. Jadilah Pendengar yang Baik
Ternyata tidak hanya orang dewasa loh yang membutuhkan pendengar ketika sedang ada masalah. Justru anak-anak lah yang lebih membutuhkan untuk didengar cerita dan keluh kesahnya. Jadilah pendengar yang baik untuk anak, lalu berikan nasihat dan arahan yang tepat untuk masalah yang mereka alami.
Tanamkan juga pada anak bahwa dengan bersabar semuanya akan baik-baik saja. Dengan begitu anak akan lebih bisa mengendalikan emosinya ketika ia marah atau terlibat suatu masalah.
6. Berikan Kepercayaan Kepada Anak
Cara lain untuk mengajari anak sikap sabar di PAUD adalah dengan memberinya kepercayaan. Berikan kepercayaan bahwa anak bisa dan pasti mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri. Hal ini diperlukan karena kesabaran membutuhkan proses, terlebih saat sedang mengalami masalah.
7. Jadilah Teladan
Anak-anak cenderung lebih suka meniru perbuatan orang tua atau gurunya dan menjadikannya patokan dalam bersikap. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga sikap di depan anak-anak, tunjukkan sikap-sikap yang positif jika di depan anak. Jangan sampai anak meniru sikap negatif yang ada pada dirimu.
Jika kamu ingin mengajarkan anak sikap sabar, maka tunjukkan juga bagaimana sikap sabar yang seharusnya. Jangan mudah emosi jika di depan anak, karena itu bisa saja ditiru anak.
Itulah beberapa cara untuk melatih sikap sabar di PAUD untuk anak usia dini yang bisa kamu coba terapkan. Yang perlu kamu ingat, anak merupakan peniru yang handal. Apapun yang ia lihat bisa mempengaruhi karakternya, baik positif maupun negatif. Hal ini karena anak belum bisa membedakan mana yang boleh dicontoh dan mana yang tidak. Jadi, tunjukkan dan ajarkan hal-hal yang positif pada anak.