Waspadai 5 Penyebab Speech Delay pada Anak Usia Dini

Penyebab speech delay pada anak usia dini

Speech Delay atau terlambat bicara adalah kondisi dimana perkembangan  bicara anak tidak sesuai dengan umurnya. Kasus speech delay pada anak usia dini cukup banyak ditemukan, umumnya pada anak usia pra sekolah. Beberapa orang tua menganggap speech delay adalah hal yang lumrah terjadi pada anak usia dini, padahal speech delay membawa dampak yang cukup serius apabila tidak tertangani dengan baik. Oleh karena itu, Orang tua perlu mewaspadai  penyebab speech delay pada anak usia dini sedini mungkin.

Speech delay dapat dikenali dengan beberapa gejala. Deteksi dini faktor penyebab speech delay pada anak usia dini  jika menemui beberapa gejala sebagai berikut 

Gejala Speech Delay pada Anak Usia Dini

Anak usia dini yang mengalami speech delay biasanya diawali dengan beberapa gejala, seperti halnya:

  1. Pada usia 12-15 bulan, anak belum mampu berucap kata-kata pertama seperti halnya “mama” atau “papa”.
  2. Pada usia 3 tahun, belum mampu berucap 3 hingga 4 kata.
  3. Belum mengerti beberapa perintah sederhana seperti “jangan”, “ayo”.
  4. Pada usia 4-5 tahun, belum dapat bercerita secara tuntas.

Speech delay dapat disebabkan disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagai orang tua, anda perlu mewaspadai penyebab speech delay pada anak usia dini.

5 Faktor Penyebab Speech Delay pada Anak Usia Dini

1. Gangguan Pendengaran

Anak usia dini yang memiliki gangguan pada pendengaran, tentu saja akan menjadi penghambat kemampuan berbicaranya. Hal ini disebabkan minimnya kosa kata yang dapat didengar dan diserap oleh otak anak. 

Gangguan pendengaran dapat terjadi dari beberapa faktor, salah satunya adalah kelainan bawaan ketika dalam kandungan atau terinfeksi oleh bakteri atau virus. Bisa jadi juga pengaruh dari obat yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan. Untuk memperoleh info yang lebih jelas dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

2. Kelainan Organ Bicara

Kelainan organ bicara dapat menjadi salah satu penyebab speech delay pada anak usia dini. Kelainan ini bisa dalam bentuk bibir sumbing, bentuk lidah, kelainan rahang, serta kelainan bentuk gigi yang mengakibatkan susah dalam penyebutan beberapa huruf konsonan. 

3. Menonton Televisi atau Gawai Terlalu Banyak

Perkembangan dunia digital membawa dampak tersendiri bagi anak, salah satunya menjadi penyebab speech delay pada anak usia dini. Anak usia dini dengan pola asuhan orang tua yang banyak memberikan tayangan televisi ataupun gawai, tentu berakibat pada keterlambatan bicara pada anak. 

Hal ini disebabkan  karena televisi maupun gawai hanya bekerja secara searah. Dengan terlalu banyak menonton anak tidak terstimulasi untuk berinteraksi dengan orang lain.  

4. Gangguan Syaraf dan Otak

Gangguan syaraf dan otak juga bisa menjadi salah satu penyebab speech delay pada anak usia dini. Gangguan ini khususnya terjadi pada oral motor. Salah satu contoh gangguan pada syaraf dan otak anak adalah apraksia yang menyebabkan anak kesulitan untuk menghasilkan sebuah ucapan. 

Gangguan lainnya dapat berupa gangguan pada sistem neurologis yang mengalami distrofi otot yang mengakibatkan otot-otot yang bekerja untuk menghasilkan kata pun terhambat.

5. Interaksi Minim Bersama Orang Lain 

Orang tua yang terlalu sibuk, orang tua yang terlalu cepat memberikan gawai pada anak jika rewel, serta lingkungan yang tak peka terhadap anak dapat menjadi penyebab speech delay pada anak. 

Biasanya orang tua yang jarang berinteraksi dengan anaknya dan menganggap bahwa anak dapat tumbuh sebagaimana mestinya secara alamiah. Padahal dengan memberikan stimulus berupa cerita, perintah sederhana, obrolan singkat, dapat meningkatkan kosakata dan kemampuan anak dalam berbicara. 

Hal-hal yang harus dilakukan Orang Tua untuk Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini

Beberapa hal dapat dilakukan oleh orang tua sebagai langkah awal dalam mengatasi speech delay pada anak usia dini. Pertama tentu saja membawa anak untuk dapat berkonsultasi pada ahli, misalnya dokter spesialis anak, atau terapis wicara. 

Selain itu, orang tua juga dapat menstimulasi anak dengan mengajak anak berbicara, membacakan cerita, ataupun membiasakan memberi perintah sederhana agar anak dapat terangsang untuk menanggapi dengan berbicara pula.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *