Kekerasan pada anak yang akan menimbulkan dampak buruk bukan hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan emosional. Dampak kekerasan emosional pada anak sangat tidak baik bagi tumbuh kembangnya, mulai dari kepribadian hingga kesehatan fisik pun akan ikut terganggu.
Banyak orang tua yang tidak ingin menyakiti anak secara fisik, tetapi tanpa sadar melakukan kekerasan secara emosional yang dampaknya tidak kalah bahaya dari dampak kekerasan fisik. Kekerasan emosional di antaranya yaitu meremehkan, mengancam, mengisolasi, menggertak, meneriaki, termasuk tidak menunjukkan kasih sayang.
Inilah Dampak Bahaya dari Kekerasan Emosional pada Anak
David Vachon, kepala penelitian dari McGill University di Montreal mengatakan bahwa tidak ada istilah “dampak kekerasan emosional lebih ringan daripada dampak kekerasan fisik”. Segala jenis kekerasan pada anak akan menimbulkan dampak negatif yang sama beratnya. Berikut ini dampak kekerasan emosional pada anak.
1. Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak
Kekerasan emosional yang sering diterima anak akan mempengaruhi perkembangan otaknya. Hal tersebut karena lingkungan menjadi salah satu faktor yang menentukan bagaimana perkembangan otak anak. Seorang anak yang sering mendapatkan kekerasan emosional atau lingkungan yang kejam akan membuatnya stress.
Stress yang berkelanjutan akan berdampak buruk pada perkembangan otak anak. Dampak ini mempunyai bukti yang kuat dari hasil penelitian Penganiayaan Anak Dikaitkan dengan Pengurangan Volume di Subbidang CA3 Hipokampus, Dentate gyrus, dan Subiculum oleh Teicher dan kelompoknya yang jurnalnya diterbitkan pada tahun 2011.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa stress yang diakibatkan kekerasan emosional yaitu kekerasan verbal selama masa kanak-kanak mampu mengurangi jumlah neuron di hipokampus. Hipokampus yaitu bagian otak yang berkaitan dengan regulasi emosional.
2. Menimbulkan Rasa Rendah Diri
Rasa rendah diri bisa timbul dari dampak kekerasan emosional pada anak. Masa kanak-kanak adalah masa ekplorasinya mengetahui banyak hal tentang dunia dan dirinya sendiri. Namun, ketika anak malah mendapatkan kekerasan emosional seperti sering dibentak, diremehkan, atau tidak dipedulikan maka akan timbul rasa rendah diri.
Anak-anak akan merasa bahwa kemungkinan dirinya lah yang salah, dia tidak diinginkan, dia tidak berharga untuk orang tuanya, dan pemikiran negatif lainnya. Semua pemikiran itu akan membuatnya merasa bahwa teman-temannya atau orang lainnya lebih baik dan lebih berharga dari dirinya sendiri.
3. Tidak Memiliki Kepercayaan Diri
Anak akan kehilangan kepercayaan diri ketika sering menerima kekerasan emosional dalam bentuk verbal. Contohnya sering diteriaki atau dibilang tidak berguna, tidak becus, tidak bisa melakukan apa-apa, atau ketika dia berhasil melakukan sesuatu tetapi tidak mendapat apresiasi dari orang tua.
Kata-kata negatif tersebut akan terus tertanam di pikirannya sehingga timbul keyakinan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan yang bagus dan takut untuk mencoba hal-hal yang baru. Sulit untuk mengembalikan kepercayaan diri seorang anak yang kehilangan kepercayaan diri akibat kekerasan emosional.
baca juga : Apa yang Harus Dilakukan Saat Melihat Kekerasan pada Anak yang Terjadi di Sekitar Kita?
4. Bisa Menyebabkan Depresi
Kekerasan emosional yang terus berulang bisa menyebabkan depresi pada anak. Anak akan menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup, terus mengkritik dirinya sendiri, merasa tidak diinginkan, dan lelah jika harus terus-menerus menerima kekerasan emosional dari orang-orang di lingkungannya.
Jika anak sudah sampai tahap depresi, dibutuhkan keterlibatan ahli kejiwaan untuk menyembuhkannya. Proses penyembuhan pun tidak akan mudah dan dampaknya bisa terus ada hingga dewasa. Anak harus mulai diwaspadai ketika mengalami kehilangan keterampilan, perkembangan emosional yang tidak wajar, dan kehilangan semangat.
5. Mempengaruhi Kesehatan Fisik
Kekerasan fisik maupun kekerasan emosional akan berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesehatan fisik. Dampak keduanya saling berhubungan. Mental anak yang terganggu akan menimbulkan dampak buruk pada kesehatan fisiknya juga. Anak yang sering menerima kekerasan emosional cenderung tidak memperdulikan diri sendiri.
Mereka cenderung mempunyai gangguan nafsu makan dan kesulitan tidur karena stress atau depresi. Hal tersebut akan berdampak buruk pada kesehatan fisik karena bisa menimbulkan berbagai penyakit yang serius. Selain itu, sebagian anak bahkan ada yang bisa sampai melukai dirinya sendiri ketika merasa stress atau depresi.
Dampak kekerasan emosional pada anak sangat berbahaya pada saat itu hingga perkembangan ke depannya. Meskipun tidak intens, kekerasan emosional yang cukup sering diterima anak akan berdampak buruk terhadap kepribadiannya. Contohnya kurangnya rasa percaya diri karena sering menerima kekerasan verbal.